Senin, 09 Oktober 2017

WELL KICK DAN PENANGGULANGANNYA

Well Kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi ke dalam lubang sumur selama kegiatan Drilling yang disebabkan karena tekanan formasi lebih tinggi dari pada tekanan hidrostatik Mud. Apabila Well Kick tidak terkendali maka akan menyebabkan Blow Out. Adapun tanda-tanda terjadinya Well Kick adalah  :
·                     ROP tiba-tiba naik.
·                     Trend background gas berubah naik.
·                     Volume di tangki Drilling Mud naik.
·                     Di flow line, temperatur naik dan berat jenis Drilling Mud turun.
·                     Tekanan pompa untuk sirkulasi turun dengan kecepatan pompa naik.
·                     Beban pada Drill Bit turun dan putaran naik
·                     Adanya gelembung-gelembung gas pada Drilling Mud
·                     Shale density relatif turun.
·                     Gas Cut Mud dan Connection Gas meningkat.

Untuk penanggulangan Well Kick harus segera dilakukan Well Control. Ada beberapa metode well control yang dikenal antara lain :
·                     Driller’s Method
·                     Wait & Weight (Engineer) Method
·                     Concurrent Method
·           Volumetric Method, dilakukan bila Drill String tidak di dasar lubang dan tidak mungkin dilakukan Stripping.

PENANGGULANGAN WELL KICK

1.                  PROSEDUR TUTUP SUMUR
1.                   Lakukan prosedur penutupan sumur sebagai berikut :

Soft Close Saat Bor
Soft Close Saat Tripping
1.     Posisikan tool joint di atas rotary table
2.     Stop Pompa, Cek Aliran
3.     Buka HCR pada Choke Line
4.     Tutup BOP utamakan Annular
5.     Tutup Choke perlahan-lahan
1.     Posisikan tool joint di atas rotary table
2.     Stop Pompa, Cek Aliran
3.     Pasang DP Safety Valve (FOSV atau Inside BOP)
4.     Tutup Safety Valve (jika pakai FOSV)
5.     Buka HCR pada Choke Line
6.     Tutup BOP utamakan Annular
7.     Tutup Choke perlahan-lahan

2.                   Catat data berikut :
·         SIDPP (Shut-in DP Pressure) dalam satuan psi, bila SIDP tidak dapat terbaca dikarenakan rangkaian pipa bor menggunakan DP Float, maka pembacaan SIDP dilakukan dengan cara menjalankan pompa secara perlahan sambal amati perubahan di casing pressure. Perbedaan (selisih) tekanan tersebut yang dicatat sebagai SIDP. Untuk sumur HPHT, DP Float menggunakan tipe flapper dan ported.

·         SICP (Shut-in Casing Pressure) dalam satuan psi
·         Pit Gain dalam satuan bbl

3.                   Masukkan ke dalam Kill Sheet  dan lakukan perhitungan untuk killing well sesuai metode yang dipilih.
4.                   Kondisi ideal penanggulangan Well Kick adalah posisi Drill Bit sedekat mungkin dengan dasar lubang.

INSIDE BOP
FULL OPENING SAFETY VALVE

1.                  PROSEDUR MEMATIKAN SUMUR
Pada prinsipnya terdapat 2 cara mematikan sumur yaitu dengan cara
·                     Sirkulasi terdiri dari Driller Method, Wait & Weigth Method, Concurrent Method
·                     Tanpa sirkulasi terdiri dari Volumetric Method, Bleed & Lubricate Method, Bullheading method.

2.1                 Driller’s Method

1.                   Sirkulasi keluarkan Drilling Mud yang terkontaminasi oleh fluida dari formasi dengan menggunakan lumpur lama dan cara berikut :
·         Tentukan Slow Pump Rate pompa (biasanya : ± 1/3 – ½ dari kecepatan pompa pada waktu membor atau 30 SPM). Jalankan pompa, dan pada saat itu pula mulai atur “Adjustable Choke”.
·         Atur Choke (jepitan) sehingga diperoleh SICP konstan, hingga Drilling Mud yang dipompa sampai di Drill Bit. Pada saat itu catat tekanan pada stand  pipe (psi) dan manometer pompa.
·         Atur Adjustable Choke, usahakan SPP tetap, sampai cairan/ Drilling Mud yang keluar bebas dari cairan formasi. Perhatikan dengan teliti, kecepatan pompa tetap.
·         Jika seluruh fluida dan gas dari formasi sudah disirkulasi keluar (sudah tidak ada dalam Drilling Mud), hentikan pompa dan tutup Choke. Catat SIDPP & SICP.
·           SIDPP harus sama dengan SICP. Jika belum sama, ulangi sirkulasi dan langkah-langkah seperti diatas sampai SIDPP = SICP = 0.

2.                   Sirkulasi Kill Mud Weight dengan langkah-langkah sebagai berikut :
·            Pompakan Drilling Mud baru dengan kecepatan tertentu (seperti pada point 1) dan atur Adjustable Choke.
·            Atur Adjustable Choke, agar Casing Pressure tetap (seperti SICP pada point 1) sampai Drilling Mud baru (KMW) mencapai Drill Bit.
·            Catat tekanan pada Stand pipe, ketika KMW sampai pada Drill Bit.
·            Lanjutkan sirkulasi hingga KMW sampai di permukaan dengan menjagaStand Pipe Pressure sebesar tekanan saat KMW sampai di Drill Bit.
·            Stop pompa dan tutup Choke dengan rapat. Jika tekanan pada Stand Pipe dan Casing menunjukkan angka nol, berarti sumur sudah mati. Jika pressure gauge pada stand pipe dan Casing masih menunjukkan adanya tekanan, ulangi langkah-langkah seperti di atas.

2.2           Wait & Weight Method (Engineer)

Perhatikan grafik SIDPP, masukkan ICP pada garis vertikal kiri dan FCP di garis vertikal kanan.Tarik garis lurus dari titik ICP ke titik FCP. Tentukan tekanan antara ICP dan FCP, yaitu dengan membagi selisih ICP dan FCP menjadi beberapa bagian seperti tersedia dalam grafik. Hitung SBS (Surface to Bit Stroke), masukkan hasilnya dalam tempat yang disediakan. Masukkan angka nol di garis vertikal kiri dan angka SBS di garis vertikal kanan. Hitung waktu yang digunakan untuk memompakan dari Surface to Bit (SBS) dan letakkan di garis vertikal sebelah kanan. Masukkan hasil dalam tempat yang telah disediakan ke angka nol di garis vertikal sebelah kiri. Dengan berpedoman pada tekanan, jumlah stroke dan waktu yang tercantum dalam grafik, Choke diatur sesuai harga tersebut selama pemompaan KMW  dalam drill sting.

2.3             Concurrent Method

Prinsip dasar dari metoda ini adalah memompakan Drilling Mud dengan menaikkan berat jenis Drilling Mud secara bertahap sambil menjaga tekanan dasar sumur konstan.

A.                  Panduan Umum

1.       Metode ini tergolong yang paling rumit dalam mengatasi Well Kick dan merupakan gabungan dari Driller’s Method dan Engineer’s Method, dimana operasi Killing Well dapat dimulai segera prosedur Shut-in Well.
2.       Metode ini tidak menunggu sampai selesai dibuatnya Kill Mud Weight tapi dipompakan secara bertahap sampai dicapainya Kill Mud Weight.
3.       Kelemahan dari metode ini adalah bahwa Drill Pipe terisi dengan Mud Weight Drilling Mud yang berbeda-beda yang membuat perhitungan tekanan hidrostatik dasar sumur menjadi sulit.
4.       Asalkan ada pengawasan yang memadai dan komunikasi, dan metode yang benar-benar dipahami, ini bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk mematikan sumur.
5.       Gambar 25.4. dibawah menunjukkan penyimpangan dalam tekanan Drill Pipe dengan volume Kill Mud Weight yang disebabkan oleh Mud Wight yang berbeda.
6.       Total stroke pompa di-plot pada grafik tekanan Drill Pipe untuk setiap kenaikan Mud Weight.

B.                  Langkah Kerja
1.       Setelah sumur ditutup, hitung ICP, Kill Mud Weight dan FCP.
2.       Amati penurunan tekanan di Drill Pipe terhadap kenaikan Mud Weight. Hal ini lebih mudah dari pada harus memperhatikan Stroke pompa.
3.       Sirkulasi dengan menjaga tekanan casing konstan sampai tercapai Kill Rate Pressure (Slow Pump Rate).
4.       Setiap kenaikan Mud Weight diikuti dengan penurunan tekanan di Drill Pipe
dengan mengatur Choke.
5.       Pola tekanan pada Casing akan seperti pada Gambar 25.5. Selama killing well dengan Concurrent Method.
6.       Ketika Kill Mud sampai permukaan, sumur seharusnya sudah mati.

                           Pola Penyimpangan Tekanan Drill Pipe Pada Concurrent Method



Pola Tekanan Casing pada Concurrent Method

2.4           Volumetric Method

Metode ini umumnya dilakukan apabila tidak bisa melakukan sirkulasi di dalam sumur dengan cara sebagai berikut :
·         Catat SICP dari waktu ke waktu (akan naik kalau gas Well Kick)
·         Pompakan Drilling Mud ke sumur sampai tekanan naik dekat dengan tekanan   casing maksimum yang diizinkan
       ·         Biarkan tekanan casing naik 50 psi.
·         Perlahan-lahan lepaskan tekanan casing 50 psi kembali ke tekanan semula dan ukur jumlah fluida yang keluar dari casing tadi.
       ·         Ulangi langkah 3) dan 4) sampai tekanan gas keluar dari sumur.

2.1                Bleed And Lubricate Method

Metode Bleed and lubricate seringkali kelanjutan dari Metode Volumetrik, dan digunakan ketika fluida kick sampai ke permukaan. Metode ini dilakukan dengan menggantikan influx di permukaan dengan lumpur berat (kill mud).

A. Panduan Umum
1.       Metode ini dilakukan ketika tidak ada rangkaian di dalam sumur atau rangkaian pahat jauh dari dasar sumur.
2.       Metode ini dapat dilakukan ketika influx kick sudah sampai di permukaan.
3.       Metode ini tidak membutuhkan rangkaian turun kebawah (stripping in).


 B. Proseudur Operasi
Dalam metode ini, fluida dipompakan kedalam sumur dan jatuh secara  gravitasi melalui annulus. Waktu yang cukup dibutuhkan agar fluida dapat membangun tekanan hidrostatik. Catat SICP dan Hitung berat jenis influx kick (ppg). Hitung kapasitas lubang (bbl/ft). Untuk setiap barrel lumpur yang dipompakan pada proses lubrikasi, hitung volume lumpur yang di bleed off/ diablas berdasarkan perbedaan tekanan/ differential pressure (psi/bbl). Lakukan berulang hingga sumur mati.

Prosedur Metode Bleed and Lubricate





2.1               Bullhead Method
Metode ini dilakukan dengan cara menekan kembali influx kedalam formasi tanpa merusak formasi.

                                             A.  Panduan Umum

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pemilihan metode bullhead :
1.       Volume kick terlalu besar sehingga sulit untuk mengontrolnya ketika sampai di permukaan.
2.       Ketika ada kemungkinan melebihi tekanan permukaan dan volume gas di permukaan pada saat metode konvensional (drillers’ method, wait and weight and volumetric) dilakukan.
3.       Ketika tidak ada pipa didalam lubang sumur pada saat ada influx.
4.       Influx mengandung H2S ≥ 10 ppm, dapat membahayakan keselamatan personil rig.
5.       Ketika tidak ada cara lain bagi rangkaian masuk lebih dalam untuk mematikan sumur.

                                        B. Prosedur Pelaksanaan

1.       Tentukan batas maksimal tekanan dari peralatan permukaan.
2.       Hitung Maximum Allowable Surface Pressure (MASP), jangan sampai membuat formasi pecah selama pelaksanaan bullhead.
3.       Siapkan chart tekanan bullheading yang menggambarkan stroke pompa vs tekanan pompa.
4.       Pastikan line up sudah benar.
5.       Jalankan pompa ke SPR untuk antisipasi limitasi tekanan permukaan.
6.       Perlahan naikkan rate pompa ke rate pompa yang direncanakan.
7.       Perhatikan tekanan tubing dan casing untuk memastikan tekanan tidak melebihi limitasi tekanan peralatan selama tahapan operasi bullheading berlangsung.
8.       Turunkan rate pompa ketika killing fluid mendekati kedalaman reservoir, akan terlihat tekanan permukaan turun sejalan dengan waktu ketika pemompaan kill mud ke dalam sumur karena kill mud akan meningkatkan tekanan hidrostatik.
9.       Amati kenaikan tekanan ketika kill mud masuk kedalam formasi.
10.   Matikan pompa dan tutup sumur.
11.   Monitor tekanan, ablas tekanan yang terjebak bilamana diperlukan.


Bullheading Method Pressure Chart
























dikutip dari berbagai sumber

Sabtu, 29 Oktober 2016

Posisi - Posisi di Rig

Banyak sekali jabatan/profesi di instalasi lepas pantai, saya akan mencoba menjelaskannya secara garis besar.

1. HSE / RSTC : memastikan semua pekerjaan di Rig dilakukan dengan aman & mengikuti prosedur Keselamatan, memastikan semua kebutuhan peralatan keselamatan di Rig masih layak pakai, menyampaikan Masalah Keselamatan waktu Pretour meeting kepada kru, melaksanakan Weekly Safety Meeting & Drill dan lain2.

2. Company Man/Woman : sebagai wakil dari Oil company, tanggung jawabnya sangat besar dan merupakan posisi tertinggi di Rig. Dia bertugas memastikan agar operasi Rig berjalan dengan lancar & aman, sesuai dengan program yang diberikan oleh Drilling Superintendent/Drilling Engineer di kota. Biasanya ada 2 orang : Day Company Man/Woman (lebih Senior) dan Night Company Man/Woman (Yunior).

3. Drilling Engineer : memastikan bahwa kru Rig & Company Man/Woman melakukan aktifitas sesuai dengan program yang diberikan oleh Drilling Superintendent. Tapi DE tidak selalu berada di Rig.

4. Mud Supervisor : membantu CompanyMan/Woman mempersiapkan lumpur dan memastikan bahwa Mud Eng mengikuti program yang sudah ditentukan. Mud Spv juga tidak selalu berada di rig.

5. OIM (Offshore Installation Manager) : sebagai pimpinan tertinggi wakil dari Drilling Contractor di Rig, tanggung jawabnya sangat besar, membawahi supervisor-supervisor Rig dan posisinya hampir sama dengan Company Man/Woman.

6. Rig Supt : sebagai pimpinan dan wakil dari pemilik rig/Drilling Contractor, tanggung jawabnya juga besar. Dia harus memastikan bahwa kru & peralatan Rig bisa beroperasi secara optimum dalam menunjang program dari Company Man/Woman. Kalau di rig darat biasanya disebut Rig Manajer.

7. Toolpusher : bertanggung jawab agar program harian dari Rig Supt dan Company Man/Woman berjalan dengan lancar.

8. Day Pusher : membantu Tool Pusher, tapi bekerjanya disiang hari.

9. Night Pusher : membantu Tool Pusher, tapi bekerjanya dimalam  hari. Biasanya dia juga membuat Laporan Harian kepada Company Man/Woman.

10. Tour Pusher : membantu Tool Pusher, biasanya jam kerjanya mengikuti kru (jam 12 malam - 12 siang atau 12 siang - 12 malam).  Biasanya mengganti tugas Driller kalau baru makan atau "coffee time"

13. Driller : inilah orang yang paling pegang peranan penting lancarnya operasi di Rig. Dia berhubungan langsung dengan rig kru, dek kru dan Company Man/Woman.

14. Assistant Driller : membantu pekerjaan Driller, salah satunya menyiapkan BHA (Bottom Hole Assy), DP, R/U dan R/D BOP, membantu PumpMan memperbaiki Mud Pump, berkomunikasi langsung dengan rig kru & deck kru.

15. Pump Man : bertanggung jawab atas jalannya Mud Pump dan membantu Mud Eng menyiapkan lumpur di tangki.

16. Derrickman : kalau di Rig yang konvensional, tempat kerjanya di Monkey Board, membantu Driller kalau mau RIH (Running In Hole) atau POOH (Pull Out of Hole) BHA. Untuk Rig-rig yang sudah modern, kerjanya di dalam kabin tersendiri, dia mengoperasikan peralatannya dengan panel/stick.

17. Floor Man/Roughneck : inilah tulang punggung pekerjaan di rig. Membantu pekerjaan Driller di lantai bor, menyiapkan segala peralatan yang akan dipakai, melakukan cabut pasang rangkaian pipa, memasang selubung, membantu lancarnya pekerjaan Service Company di RF, merawat semua peralatan di RF. Kalau Rignya masih konvensional, harus angkat-angkat slips, memasang kunci buaya (Rig Tong), mengoperasikan Spinner, menahan pipa kalau baru diangkat dengan TDS, mendorong pipa kalau mau disandarkan di Finger MonkeyBoard, mengganti pekerjaan Derrickman kalau baru makan atau coffee time, membantu PumpMan kalau Mud Pump rusak, mengawasi Shale Shaker kalau baru drilling, membantu Roustabout menyiapkan Tool yang mau dipakai, membantu mengukur panjang casing & DP dan lain2.

18. Shaker Man : merawat  & mengawasi shale shaker waktu mengebor, mengasihtau ke Driller kalau terjadi tumpahan (over shaker), mengganti screen, menjaga kebersihan di area shake shaker.
19. Deck Pusher : membantu Barge Master mempersiapkan segala sesuatunya, mengatur penempatan peralatan di deck, bongkar/pasang muatan dari/ke supply boat/tug boat dan lain-lain. 

20. Crane Operator : membantu Barge Master & Roustabout dalam pengangkatan barang/peralatan dengan Crane.

21. Assistant Crane Operator : membantu Crane Operator, karena biasanya di Rig offshore ada 3 Crane.

22. Forklift Operator : di rig-rig yang besar, biasanya ada Forlift di ShackRoom. Tugasnya membantu Mud Eng mempersiapkan material lumpur yang akan dipakai.

23. Roustabout : biasanya bekerja di deck, menyiapkan semua peralatan yang akan dipakai di RF, membantu Crane Operator bongkar muat barang dari/ke supply/tug boat. Kalau crew change dengan kru boat, menyiapkan Personnel Basket/Frog, kalau crew change dengan helikopter, membantu HLO (Helicopter Landing Officer) memastikan situasi di helipad aman, membantu bongkar/muat bagasi para penumpang, membantu mengisi Avtur kalau helikopter refuel, membantu Mud Eng mixing menyiapkan lumpur dan kadang-kadang naik ke RF mengganti Roughneck makan atau coffee time

24. Painter : bertugas mengecat Rig dan menjaga kebersihan Rig, melakukan sandblasting dan lain-lain.

25. Scaffolder : bertugas mendirikan perancah untuk bekerja di ketinggian, di atas air dan lain2. Biasanya bekerja dengan kru Painter.

25. Barge Engineer/Barge Master/Barge Captain : bertanggung jawab pada aktifitas di dek, memastikan semua keperluan Rig (semen, barite, solar, drill water dan lain-lain) masih mencukupi membantu Cementer waktu melakukan penyemenan, menyiapkan Rig move dan lain2. Merawat/memperbaiki jika ada kerusakan di dek.

26. Assistant Barge Engineer : membantu pekerjaan Barge Engineer, mengoperasikan Crane, jika Operator /Assistant sibuk semua.

27. Watchstander : membantu pekerjaan Barge Master, biasanya berada di Control Room.

28. Lifting Engineer : biasanya bertanggung jawab terhadap pengangkatan barang-barang yang besar dan berat dari/ke Rig. Dia mempersiapkan slings, shackles, memperhitungkan berat beban dan lain-lain.

29. Captain : biasanya di Drillship, tanggungjawabnya seperti OIM.

30. DPO : biasanya bekerja di floating rig (semisubmersible & drillship) yang dilengkapi dengan DPS (Dynamic Positioning System) dan tugas Dynamic Positioning Officer adalah memonitor Rig agar tetap berada di posisinya.

31. Bosun : bagian dari Marine crew, biasanya terdapat di Drillship. Tugas dan tanggungjawabnya membantu Captain seperti di kapal biasa.

32. PM (Periodically Maintenance) Engineer : yang bertanggung jawab pada perawatan berkala semua peralatan Rig. Biasanya dia membawahi Chief Electrician & Chief Mechanic.

33. IT Engineer : diera komputer ini, banyak rig yang serba computerized, maka sering diperlukan IT Engineer.

34. Chief Mechanic : bertanggung jawab pada peralatan Rig yang berhubungan dengan permesinan/mekanis

35. Chief Electrician : bertanggung jawab pada peralatan Rig yang berhubungan dengan kelistrikan.

36. Mechanic : membantu pekerjaan Chief Mechanic.

37. Assistant Mechanic : membantu pekerjaan Mechanic.

38. Oiler : membantu Mechanic dan memastikan bahan bakar, air pendingin & pelumas generator selalu tersedia.

39. Motorman : bekerja sama dengan mekanik/oiler, memastikan bahwa Engine berjalan dengan baik.

40. Electrician : membantu pekerjaan Chief Electrician.

41. Assistant Electrician : membantu pekerjaan Electrician.

42. Subsea Engineer : bekerjanya di Floating Rig (semi submersible, drillship), bertanggung jawab atas Subsea BOP. Mulai dari perawatan BOP & panel-panelnya, serta persiapan cabut pasang Subsea BOP.

43. Assistant Subsea Engineer : membantu pekerjaan Subsea Engineer.

44. Warehouseman : tempat bekerjanya di Warehouse, melayani kebutuhan kru jika memerlukan penggantian barang-barang/suku cadang peralatan Rig, mengorder barang-barang kepada vendor dan lain2.

45. Material Man : biasanya bekerja untuk Oil Company, mempersiapkan segala peralatan & material yang akan dipakai dalam pengeboran. Bekerjasama dengan Service Company untuk mendatangkan/memulangkan peralatan mereka yang akan/sudah dipakai ke/dari Rig.

46. Welder : bertanggung jawab dengan pekerjaan di Rig yang berhubungan dengan pengelasan.

47. Fire Watcher : membantu pekerjaan Welder, terutama waktu mengerjakan di lokasi2 yang berbahaya.

48. Medic/Doctor : bertanggung jawab atas kesehatan seluruh kru dan semua peralatan klinik.

49. Radio Operator : bekerjanya di Radio Room, bertanggung jawab atas komunikasi Rig dengan kota, boat dan Pilot Helikopter. Memperisiapkan crew change list dan lain-lain.

50. Catering crew : mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan, akomodasi dan lain-lain. Biasanya terdiri dari : Campboss, Steward, Cook, Bakery, Laundryman, Roomboy, Messboy, Warehouseman.

51. Dispatcher : bertugas mengatur kamar kru dan mendaftar siapa yang akan pulang/datang ke Rig.

52. Carpenter : dia bertanggung jawab pada pembuatan & perawatan peralatan selain barang-barang mekanik/elektrik.


Selain posisi-posisi di atas, masih banyak posisi di Rig yang biasanya dilakukan oleh Service Company dan namanya disesuaikan dengan alat yang dipasang/dijalankannya. Di antaranya :
53. Cementing Engineer : melakukan penyemenan casing/liner, melakukan pressure test BOP, mempersiapkan Bridge Plug dan lain-lain. 

54. Cementing Operator : membantu pekerjaan Cementing Engineer.

55. Mud Engineer : bertugas mempersiapkan lumpur untuk mengebor, memesan material-material lumpur dan lain-lain.

56. MudMan/Mud boy : membantu pekerjaan  Mud Eng mempersiapkan lumpur.
57. Filtering Engineer : membantu Mud Engineer menyiapkan brine (larutan garam) untuk completion fluid

58. Data Engineer : bekerjanya di MLU (Mud Logging Unit), bertanggung jawab atas tampilan monitor drilling Parameter di Doghouse & kantor Company Man. Mengingatkan kepada Driller/Company Man kalau ada anomali waktu mengebor, misalnya naiknya kandungan gas, berkurang/tambahnya aliran lumpur dari lubang dan lain-lain

59. Mud Logger : membantu Data Engineer untuk menganalisa cutting dari lubang, memonitor lumpur di tangki dan lain-lain.

60. Sample Catcher : mengambil cutting dari sumur di Shale Shaker untuk dianalisa oleh Mud Logger, mengepaknya untuk dikirim ke kota dan lain-lain.

61. Geologist : menganalisa cutting yang ke luar dari lubang sumur dan menginformasikan ke kota, membaca logging dari MWD/LWD monitor dan mengusulkan kepada Company Man/Woman, kapan sebaiknya berhenti mengebor.  Waktu Wireline Logging, bekerja sama dengan Engineer-nya untuk membaca log.

62. DD (Directional Driller) : membantu Co.Man untuk mengebor lubang berarah (directional) maupun horizontal.

63. MWD/LWD Engineer : bekerjasama dengan DD untuk melakukan pengeboran berarah, menyajikan data-data lubang yang baru dibor dan lain2.

64. RPS (Radioactive Protection Supervisor) : bekerjasama dengan MWD/LWD Engineer menyiapkan radioaktif jika peralatan yang untuk mengebor memerlukannya.

65. Gyro Engineer : bekerjasama dengan DD untuk melakukan survey di dalam casing, terutama waktu mau melakukan kick-off di atas anjungan yang banyak sumurnya (cluster well),agar tidak menabrak (collided) sumur yang lain, terutama dengan sumur yang baru berproduksi/mengalir (live well)

66. Coring Engineer : bertugas untuk menyiapkan & melakukan "coring operation", mengepaknya untuk dikirim & dianalisa di kota.

67. Logging Engineer : bekerja di Wireline Logging Unit beserta krunya.  Lingkup kerjanya luas sekali , diantaranya melakukan pembacaan data formasi lubang yang sudah dibor, mengambil sampel minyak mentah, melakukan perforasi casing/liner, memotong string kalau stuck, running Gyro, Bridge Plug dan masih banyak lagi.

68.  Slickline Engineer : biasanya melakukan pekerjaan setelah completion string terpasang dalam sumur. Memastikan bahwa semua peralatan pada completion string berfungsi dengan semestinya.

69. Slickline Operator : membantu Slick Engineer menjalankan unit Slickline.

70. ROV Engineer : biasanya bekerja di floating Rig (semisubmersible & drillship), 
mempersiapkan robot ROV (Remotely Opearted Vehicle) untuk melihat sikon di dasar laut, membantu pemasangan Subsea BOP, memonitor waktu melakukan "Jetting operation" dan lain-lain.

71. ROV Operator : membantu ROV Engineer untuk merawat, mempersiapkan & menjalankan ROV.

72. Casing crew : memperisiapkan dan memasang selubung (casing/liner).

73. Stabber : bagian dari casing crew, bekerja di stabbing board untuk membantu Driller memasukkan casing yang digantung pada travelling block/Spider Elevator ke dalam casing yang berada di Spider Slips. Tapi sekarang di Rig yang sudah modern, fungsi stabber sudah ditiadakan. 

74. Power Tong Operator : bagian dari casing crew yang bertugas menjalankan casing power tong.

75. Inspector : biasanya dari Casing Company, bekerjasama dengan casing crew, memastikan bahwa semua ulir casing/liner dalam keadaan bagus serta torsinya sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan.

76. Wellhead Engineer : mempersiapkan,  memasang dan menguji kepala sumur.

77. Bit Engineer : biasanya dari Bit Company, membantu Company Man/Woman  & bekerjasama dengan DD untuk memilih matabor yang tepat agar operasi pengeboran bisa optimum.

78. Under Reamer Engineer : kalau dalam BHA memakai UnderReamer, dia mempersiapkan & memasangnya.

79. Circulating Sub Engineer : kalau akan mengebor di daerah yang diperkirakan akan mengalami total loss, biasanya pada BHA dipasang Circulating Sub, jadi kalau akan memompa LCM, tidak merusak MWD/LWD Tool.

80. Liner Hanger Engineer : bertugas menyiapkan & memasang Liner Hanger.

81. Fisher Man : bertugas memancing/mengambil jika ada peralatan yang tertinggal di dalam sumur.

82. Waste Management Engineer : bertanggung jawab dengan limbah/cutting dari dalam sumur, menampung & mengepaknya untuk dikirim ke kota.

83. Completion Engineer : bertanggung jawab dengan pemasangan alat-alat completion beserta stringnya, setelah sumur siap untuk diproduksi. 

84. DSV Engineer : kalau pada completion string dipasang DSV, biasanya dia yang mempersiapkan & memasangnya.

85. Packer Engineer : mempersiapkan &  memasang packer pada casing string.

86. Coil Tubing Engineer : bertanggung jawab pada Coil Tubing operation.

87. Coil Tubing Operator : membantu Coil Tubing Engineer mempersiapkan & menjalankan unit Coil Tubing. 

88. Well Tester Engineer : melakukan pengetesan sumur, untuk mengetahui kandungan gas/minyak dari sumur.

89. Whipstock Engineer : kalau sumur akan dibelokkan (sidetrack) dari dalam casing, dia bertanggung jawab mempersiapkan Whipstock dan bekerjasama dengan DD/MWD untuk mengeset arah Whipstock dan kemudian melakukan pemotongan casing (open window) dengan milling.

90. RBOP Engineer : kalau mengebor sumur underbalance, biasanya memakai Rotating BOP. Tugas RBOP Engineer beserta kru-nya untuk mempersiapkan dan memasang RBOP. Dan memonitor tekanan sumur sewaktu menyambung pipa & melakukan pengeboran.

91. H2S Engineer : kalau akan mengebor di lapangan minyak yang diperkirakan banyak mengandung gas beracun H2S, biasanya dia bertanggungjawab mempersiapkan semua peralatan yang berhubungan dengan H2S : detektor di tempat-tempat yang strategis, masker2 H2S, escape pack, Oksigen cascade hoses dan lain-lain. Juga memberi training kepada semua kru yang berada di atas Rig.

92. Tool Inspector : tugasnya melakukan inspeksi semua peralatan rig, baik pipa bor, Drill collar, lifting gear dan lain-lain. Kemudian memberi "color code" sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rig.

93. Rig Mover : biasanya datang kalau Rig akan berpindah lokasi. Dia bertanggungjawab untuk memindah Rig sesuai dengan lokasi yang ditentukan dengan aman.

94. Surveyor crew : biasanya datang kalau Rig akan pindah. Dengan peralatannya dibantu satelit, mereka memastikan bahwa Rig berpindah ke lokasi yang ditentukan.

95. Insurance Officer : biasanya datang kalau Rig akan berpindah lokasi. Dia menyarankan untuk bisa pindah atau tidak, sesuai dengan sikon cuaca, tinggi gelombang laut dan lain-lain, demi keselamatan Rig beserta kru-nya.

96. Liaison Officer : dia wakil dari Pemerintah Indonesia, biasanya dari Angkatan Laut/Marinir. Bertanggungjawab agar Rig beroperasi dengan aman tanpa gangguan dari penduduk/nelayan sekitar.  Mendamaikan kalau ada persengketaan antara kru. Memonitor pekerja-pekerja asing yang berada di Rig. Sebagai Inspektur kalau ada upacara memperingati hari ulang tahun Kemerdekaan 17 Agustus.

97. Diver : melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan penyelaman di dalam air.

98. Seismic survey Engineer : biasanya melakukan survey seismik di kapal khusus untuk melakukan pemetaan lokasi yang akan dibor.

99. Well killer : tugasnya mengatasi & mematikan kalau ada sumur blow out. 

100. Optimization Engineer : membantu tugas Co.Man/Woman agar semua pekerjaan di Rig sesuai dengan program dari Drilling Superintendent & memastikan agar semua Service Company harus betul2 siap melaksanakan tugasnya.

101. Snubbing Engineer : bertanggungjawab pada snubbing operation

102. Snubbing Operator : membantu Snubbing Engineer dalam mempersiapkan & menjalankan Snubbing unit.

103. MPD Engineer : bertanggung jawab dalam UBD operation

104. Casing Drilling Engineer : bekerja sama dengan DD & Casing crew, dia melakukan Casing Drilling operation

Di Rig darat ada beberapa posisi yang tidak kita temui di offshore :
1. Rig Manager : fungsi & tanggungjawabnya seperti OIM di offshore

2. Truck pusher : biasanya bertanggung jawab dalam pemindahan Rig dari satu lokasi ke lokasi berikutnya. Melakukan survey route jalan yang akan dilalui konvoi, sehingga tidak ada gangguan dari lingkungannya.

3. Rigger : membantu Crane Operator dalam mengangkat peralatan Rig atau milik Service Company.

4. Clerk : membantu CompanyMan dalam menyusun laporan harian.

5. Driver : bertugas untuk mengantar/menjemput kru atau personnel Service Company ke/dari Rig.

6. Mud Cop : kerjanya mengawasi pembuangan cutting pengeboran, agar tidak terjadi tumpahan minyak atau lumpur saat melakukan pemindahan lumpur...

Di anjungan produksi juga terdapat berbagai posisi sesuai dengan tugas & tanggung jawab masing2.  Mungkin masih ada beberapa posisi yang belum disebutkan di atas? Silakan ditambah/dikoreksi.... Semoga bermanfaat


Sumber : FansPage Facebook Oil & Gas News