Senin, 09 Oktober 2017

WELL KICK DAN PENANGGULANGANNYA

Well Kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi ke dalam lubang sumur selama kegiatan Drilling yang disebabkan karena tekanan formasi lebih tinggi dari pada tekanan hidrostatik Mud. Apabila Well Kick tidak terkendali maka akan menyebabkan Blow Out. Adapun tanda-tanda terjadinya Well Kick adalah  :
·                     ROP tiba-tiba naik.
·                     Trend background gas berubah naik.
·                     Volume di tangki Drilling Mud naik.
·                     Di flow line, temperatur naik dan berat jenis Drilling Mud turun.
·                     Tekanan pompa untuk sirkulasi turun dengan kecepatan pompa naik.
·                     Beban pada Drill Bit turun dan putaran naik
·                     Adanya gelembung-gelembung gas pada Drilling Mud
·                     Shale density relatif turun.
·                     Gas Cut Mud dan Connection Gas meningkat.

Untuk penanggulangan Well Kick harus segera dilakukan Well Control. Ada beberapa metode well control yang dikenal antara lain :
·                     Driller’s Method
·                     Wait & Weight (Engineer) Method
·                     Concurrent Method
·           Volumetric Method, dilakukan bila Drill String tidak di dasar lubang dan tidak mungkin dilakukan Stripping.

PENANGGULANGAN WELL KICK

1.                  PROSEDUR TUTUP SUMUR
1.                   Lakukan prosedur penutupan sumur sebagai berikut :

Soft Close Saat Bor
Soft Close Saat Tripping
1.     Posisikan tool joint di atas rotary table
2.     Stop Pompa, Cek Aliran
3.     Buka HCR pada Choke Line
4.     Tutup BOP utamakan Annular
5.     Tutup Choke perlahan-lahan
1.     Posisikan tool joint di atas rotary table
2.     Stop Pompa, Cek Aliran
3.     Pasang DP Safety Valve (FOSV atau Inside BOP)
4.     Tutup Safety Valve (jika pakai FOSV)
5.     Buka HCR pada Choke Line
6.     Tutup BOP utamakan Annular
7.     Tutup Choke perlahan-lahan

2.                   Catat data berikut :
·         SIDPP (Shut-in DP Pressure) dalam satuan psi, bila SIDP tidak dapat terbaca dikarenakan rangkaian pipa bor menggunakan DP Float, maka pembacaan SIDP dilakukan dengan cara menjalankan pompa secara perlahan sambal amati perubahan di casing pressure. Perbedaan (selisih) tekanan tersebut yang dicatat sebagai SIDP. Untuk sumur HPHT, DP Float menggunakan tipe flapper dan ported.

·         SICP (Shut-in Casing Pressure) dalam satuan psi
·         Pit Gain dalam satuan bbl

3.                   Masukkan ke dalam Kill Sheet  dan lakukan perhitungan untuk killing well sesuai metode yang dipilih.
4.                   Kondisi ideal penanggulangan Well Kick adalah posisi Drill Bit sedekat mungkin dengan dasar lubang.

INSIDE BOP
FULL OPENING SAFETY VALVE

1.                  PROSEDUR MEMATIKAN SUMUR
Pada prinsipnya terdapat 2 cara mematikan sumur yaitu dengan cara
·                     Sirkulasi terdiri dari Driller Method, Wait & Weigth Method, Concurrent Method
·                     Tanpa sirkulasi terdiri dari Volumetric Method, Bleed & Lubricate Method, Bullheading method.

2.1                 Driller’s Method

1.                   Sirkulasi keluarkan Drilling Mud yang terkontaminasi oleh fluida dari formasi dengan menggunakan lumpur lama dan cara berikut :
·         Tentukan Slow Pump Rate pompa (biasanya : ± 1/3 – ½ dari kecepatan pompa pada waktu membor atau 30 SPM). Jalankan pompa, dan pada saat itu pula mulai atur “Adjustable Choke”.
·         Atur Choke (jepitan) sehingga diperoleh SICP konstan, hingga Drilling Mud yang dipompa sampai di Drill Bit. Pada saat itu catat tekanan pada stand  pipe (psi) dan manometer pompa.
·         Atur Adjustable Choke, usahakan SPP tetap, sampai cairan/ Drilling Mud yang keluar bebas dari cairan formasi. Perhatikan dengan teliti, kecepatan pompa tetap.
·         Jika seluruh fluida dan gas dari formasi sudah disirkulasi keluar (sudah tidak ada dalam Drilling Mud), hentikan pompa dan tutup Choke. Catat SIDPP & SICP.
·           SIDPP harus sama dengan SICP. Jika belum sama, ulangi sirkulasi dan langkah-langkah seperti diatas sampai SIDPP = SICP = 0.

2.                   Sirkulasi Kill Mud Weight dengan langkah-langkah sebagai berikut :
·            Pompakan Drilling Mud baru dengan kecepatan tertentu (seperti pada point 1) dan atur Adjustable Choke.
·            Atur Adjustable Choke, agar Casing Pressure tetap (seperti SICP pada point 1) sampai Drilling Mud baru (KMW) mencapai Drill Bit.
·            Catat tekanan pada Stand pipe, ketika KMW sampai pada Drill Bit.
·            Lanjutkan sirkulasi hingga KMW sampai di permukaan dengan menjagaStand Pipe Pressure sebesar tekanan saat KMW sampai di Drill Bit.
·            Stop pompa dan tutup Choke dengan rapat. Jika tekanan pada Stand Pipe dan Casing menunjukkan angka nol, berarti sumur sudah mati. Jika pressure gauge pada stand pipe dan Casing masih menunjukkan adanya tekanan, ulangi langkah-langkah seperti di atas.

2.2           Wait & Weight Method (Engineer)

Perhatikan grafik SIDPP, masukkan ICP pada garis vertikal kiri dan FCP di garis vertikal kanan.Tarik garis lurus dari titik ICP ke titik FCP. Tentukan tekanan antara ICP dan FCP, yaitu dengan membagi selisih ICP dan FCP menjadi beberapa bagian seperti tersedia dalam grafik. Hitung SBS (Surface to Bit Stroke), masukkan hasilnya dalam tempat yang disediakan. Masukkan angka nol di garis vertikal kiri dan angka SBS di garis vertikal kanan. Hitung waktu yang digunakan untuk memompakan dari Surface to Bit (SBS) dan letakkan di garis vertikal sebelah kanan. Masukkan hasil dalam tempat yang telah disediakan ke angka nol di garis vertikal sebelah kiri. Dengan berpedoman pada tekanan, jumlah stroke dan waktu yang tercantum dalam grafik, Choke diatur sesuai harga tersebut selama pemompaan KMW  dalam drill sting.

2.3             Concurrent Method

Prinsip dasar dari metoda ini adalah memompakan Drilling Mud dengan menaikkan berat jenis Drilling Mud secara bertahap sambil menjaga tekanan dasar sumur konstan.

A.                  Panduan Umum

1.       Metode ini tergolong yang paling rumit dalam mengatasi Well Kick dan merupakan gabungan dari Driller’s Method dan Engineer’s Method, dimana operasi Killing Well dapat dimulai segera prosedur Shut-in Well.
2.       Metode ini tidak menunggu sampai selesai dibuatnya Kill Mud Weight tapi dipompakan secara bertahap sampai dicapainya Kill Mud Weight.
3.       Kelemahan dari metode ini adalah bahwa Drill Pipe terisi dengan Mud Weight Drilling Mud yang berbeda-beda yang membuat perhitungan tekanan hidrostatik dasar sumur menjadi sulit.
4.       Asalkan ada pengawasan yang memadai dan komunikasi, dan metode yang benar-benar dipahami, ini bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk mematikan sumur.
5.       Gambar 25.4. dibawah menunjukkan penyimpangan dalam tekanan Drill Pipe dengan volume Kill Mud Weight yang disebabkan oleh Mud Wight yang berbeda.
6.       Total stroke pompa di-plot pada grafik tekanan Drill Pipe untuk setiap kenaikan Mud Weight.

B.                  Langkah Kerja
1.       Setelah sumur ditutup, hitung ICP, Kill Mud Weight dan FCP.
2.       Amati penurunan tekanan di Drill Pipe terhadap kenaikan Mud Weight. Hal ini lebih mudah dari pada harus memperhatikan Stroke pompa.
3.       Sirkulasi dengan menjaga tekanan casing konstan sampai tercapai Kill Rate Pressure (Slow Pump Rate).
4.       Setiap kenaikan Mud Weight diikuti dengan penurunan tekanan di Drill Pipe
dengan mengatur Choke.
5.       Pola tekanan pada Casing akan seperti pada Gambar 25.5. Selama killing well dengan Concurrent Method.
6.       Ketika Kill Mud sampai permukaan, sumur seharusnya sudah mati.

                           Pola Penyimpangan Tekanan Drill Pipe Pada Concurrent Method



Pola Tekanan Casing pada Concurrent Method

2.4           Volumetric Method

Metode ini umumnya dilakukan apabila tidak bisa melakukan sirkulasi di dalam sumur dengan cara sebagai berikut :
·         Catat SICP dari waktu ke waktu (akan naik kalau gas Well Kick)
·         Pompakan Drilling Mud ke sumur sampai tekanan naik dekat dengan tekanan   casing maksimum yang diizinkan
       ·         Biarkan tekanan casing naik 50 psi.
·         Perlahan-lahan lepaskan tekanan casing 50 psi kembali ke tekanan semula dan ukur jumlah fluida yang keluar dari casing tadi.
       ·         Ulangi langkah 3) dan 4) sampai tekanan gas keluar dari sumur.

2.1                Bleed And Lubricate Method

Metode Bleed and lubricate seringkali kelanjutan dari Metode Volumetrik, dan digunakan ketika fluida kick sampai ke permukaan. Metode ini dilakukan dengan menggantikan influx di permukaan dengan lumpur berat (kill mud).

A. Panduan Umum
1.       Metode ini dilakukan ketika tidak ada rangkaian di dalam sumur atau rangkaian pahat jauh dari dasar sumur.
2.       Metode ini dapat dilakukan ketika influx kick sudah sampai di permukaan.
3.       Metode ini tidak membutuhkan rangkaian turun kebawah (stripping in).


 B. Proseudur Operasi
Dalam metode ini, fluida dipompakan kedalam sumur dan jatuh secara  gravitasi melalui annulus. Waktu yang cukup dibutuhkan agar fluida dapat membangun tekanan hidrostatik. Catat SICP dan Hitung berat jenis influx kick (ppg). Hitung kapasitas lubang (bbl/ft). Untuk setiap barrel lumpur yang dipompakan pada proses lubrikasi, hitung volume lumpur yang di bleed off/ diablas berdasarkan perbedaan tekanan/ differential pressure (psi/bbl). Lakukan berulang hingga sumur mati.

Prosedur Metode Bleed and Lubricate





2.1               Bullhead Method
Metode ini dilakukan dengan cara menekan kembali influx kedalam formasi tanpa merusak formasi.

                                             A.  Panduan Umum

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pemilihan metode bullhead :
1.       Volume kick terlalu besar sehingga sulit untuk mengontrolnya ketika sampai di permukaan.
2.       Ketika ada kemungkinan melebihi tekanan permukaan dan volume gas di permukaan pada saat metode konvensional (drillers’ method, wait and weight and volumetric) dilakukan.
3.       Ketika tidak ada pipa didalam lubang sumur pada saat ada influx.
4.       Influx mengandung H2S ≥ 10 ppm, dapat membahayakan keselamatan personil rig.
5.       Ketika tidak ada cara lain bagi rangkaian masuk lebih dalam untuk mematikan sumur.

                                        B. Prosedur Pelaksanaan

1.       Tentukan batas maksimal tekanan dari peralatan permukaan.
2.       Hitung Maximum Allowable Surface Pressure (MASP), jangan sampai membuat formasi pecah selama pelaksanaan bullhead.
3.       Siapkan chart tekanan bullheading yang menggambarkan stroke pompa vs tekanan pompa.
4.       Pastikan line up sudah benar.
5.       Jalankan pompa ke SPR untuk antisipasi limitasi tekanan permukaan.
6.       Perlahan naikkan rate pompa ke rate pompa yang direncanakan.
7.       Perhatikan tekanan tubing dan casing untuk memastikan tekanan tidak melebihi limitasi tekanan peralatan selama tahapan operasi bullheading berlangsung.
8.       Turunkan rate pompa ketika killing fluid mendekati kedalaman reservoir, akan terlihat tekanan permukaan turun sejalan dengan waktu ketika pemompaan kill mud ke dalam sumur karena kill mud akan meningkatkan tekanan hidrostatik.
9.       Amati kenaikan tekanan ketika kill mud masuk kedalam formasi.
10.   Matikan pompa dan tutup sumur.
11.   Monitor tekanan, ablas tekanan yang terjebak bilamana diperlukan.


Bullheading Method Pressure Chart
























dikutip dari berbagai sumber

3 komentar: