EVALUASI PELAKSANAAN
WATERFLOODING UNTUK OPTIMALISASI PENINGKATAN RECOVERY FACTOR PADA SUMUR “X” LAPANGAN “Y”
I.
Latar Belakang Masalah dan Teori Dasar
Lapangan hidrokarbon setelah sekian lama
diproduksikan akan mengalami penurunan produksi karena force/tenaga untuk
mengeluarkan fluida ke dalam sumur sudah semakin berkurang. Berkurangnya tenaga
pendorong bisa terlihat dengan dipasangnya pompa atau gas lift pada sumur
sembur alam (natural flow) yang tidak dapat mengalir dengan sendirinya.
Begitupun sumur pompa atau gas lift yang lambat laun akan menjadi kering. Untuk
menambah pengurasan lapangan dan drive force, dikembangkan teknik-teknik yang
kemudian disebut dengan Enhanced Oil Recovery (EOR)
Waterflooding
adalah metode pengurasan sekunder dimana air diinjeksikan kedalam reservoir
untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak dengan mendorong minyak yang masih
terdapat dalam reservoar ke sumur produksi, setelah reservoir tersebut telah
mencapai batas ekonomis tahap pengurasan primer. Air diinjeksikan pada zone
hidrokarbon.
Injeksi air
merupakan salah satu metoda EOR yang paling banyak dilakukan sampai saat ini.
Biasanya injeksi air digolongkan ke dalam injeksi tak tercampur
Karakteristik reservoar yang perlu dipertimbangkan untuk keberhasilan
waterflooding
adalah :
● Geometri
dan kontinutas reservoar
● Sifat-sifat fluida
reservoar, viskositas minyak
● Kedalaman reservoar, tekanan
kritis ~
1 psi/ft
● Sifat litologi dan batuan
reservoar
● Saturasi
fluida
● Tenaga
alami reservoar (reservoir driving mechanisms)
Pemakaian injeksi air sebagai meloda
untuk menaikan peralehan minyak dimulai pada tahun 1880 setelah John F. Carll
menyimpulkan bahwa air tanah dari lapisan yang lebih dangkal dapat membantu
produksi minyak. Secara tidak sengaja, hal telah terjadi sebelum di
Pennsylvania opada tahun 1865. Tujuan Injeksi air adalah mengimbangi penurunan
tekanan reservoir dengan menginjeksikan air ke dalam reservoir.
Perencanaan
Waterflood
Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan
teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada perkiraan hasil
dari proses waterflood itu sendiri. Perkiraan ini bisa baik atau buruk
tergantung pada kebutuhan khusus dari proyek atau keinginan pelaksana. Lima
langkah utama dalam perencanaan waterflood adalah ;
- Evaluasi
reservoir meliputi hasil hasil produksi dari primary recovery
- Pemilihan
waterflood plan yang potensial
- Perkiraan
laju injeksi dan produksi
- Prediksi
oil recovery untuk setiap perencanaan proyek waterflood
- Identifikasi
variabel-variabel yang menyebabkan ketidaktepatan analisa secara teknik
Analisa teknik produksi waterflood dilakukan dengan
memperkirakan jumlah volume dan kecepetan fluida. Perkiraan diatas juga
berguna untuk penyesuaian atau pemilihan peralatan serta sistem pemeliharaan (
treatment ) fluida.
a.
Penentuan Lokasi Sumur Injeksi-Produksi
Pada umumnya dipegang prinsip bahwa
sumur-sumur yang sudah ada sebelum injeksi dipergunakan secara maksimal pada
waktu berlangsungnya injeksi nanti. Jika masih diperlukan sumur-sumur baru maka
perlu ditentukan lokasinya. Untuk memilih lokasi sebaiknya digunakan peta
distribusi cadangan minyak tersisa. Pada daerah yang sisa minyaknya masih besar
mungkin diperlukan lebih banyak sumur produksi daripada daerah yang minyaknya
tinggal sedikit. Peta isopermeabilitas juga membantu dalam memilih arah aliran
supaya penembusan fluida injeksi (breakthrough) tidak terjadi terlalu dini.
b. Penentuan Pola Sumur Injeksi-Produksi
Salah satu cara untuk meningkatkan
faktor perolehan minyak adalah dengan membuat pola sumur injeksi-produksi, yang
bertujuan untuk mendapatkan pola penyapuan yang seefisien mungkin. Tetapi kita
harus tetap memegang prinsip bahwa sumur yang sudah ada sebelum injeksi harus
dapat digunakan semaksimal mungkin pada waktu berlangsungnya injeksi nanti.
Pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan pola sumur injeksi produksi
tergantung pada:
● Tingkat keseragaman formasi, yaitu
penyebaran permeabilitas ke arah lateral maupun ke arah vertikal.
● Struktur batuan reservoir meliputi patahan,
kemiringan, dan ukuran.
● Sumur-sumur yang sudah ada (lokasi dan
penyebaran).
● Topografi.
● Ekonomi.
Pada operasi waterflood sumur-sumur
injeksi dan produksi umumnya dibentuk dalam suatu pola tertentu yang beraturan,
misalnya pola garis lurus, empat titik, lima titik, tujuh titik, dan sebagainya
(seperti yang terlihat pada gambar)
Pola sumur dimana sumur produksi
dikelilingi oleh sumur-sumur injeksi disebut dengan pola normal.
Sedangkan bila sebaliknya yaitu sumur-sumur produksi mengelilingi sumur injeksi
disebut dengan pola inverted. Masing-masing pola mempunyai sistem
jaringan tersendiri yang mana memberikan jalur arus berbeda-beda sehingga
memberikan luas daerah penyapuan yang berbeda-beda.
c.
Penentuan Debit dan Tekanan Injeksi
Debit injeksi yang akan ditentukan
di sini adalah untuk sumur-sumur dengan pola tertutup dengan anggapan bahwa
mobility ratio (M) sama dengan satu. Besarnya debit injeksi tergantung pada
perbedaan tekanan injeksi di dasar sumur dan tekanan reservoirnya.
Bentuk persamaan dikembangkan dari persamaan Darcy
sesuai dengan pola sumur injeksi-produksi,sebagai berikut :
Persamaan yang disebutkan diatas adalah laju injeksi dari fluida yang
mempunyai mobilitas yang sama (M=1) karena reservoir minyak terisi oleh cairan
saja.
Untuk menentukan laju injeksi sampai dengan terjadinya interferensi
digunakan persamaan:
Untuk mencapai keuntungan ekonomis
yang maksimal, biasanya diinginkan debit injeksi yang maksimal, namun ada
batasan yang harus diperhatikan. Batas bawah debit injeksi adalah debit yang
menghasilkan produksi minyak yang merupakan batas ekonomisnya. Batas atas debit
injeksi adalah debit yang berhubungan dengan tekanan injeksi yang mulai
menyebabkan terjadi rekahan di reservoir.
Analisa berikutnya adalah injeksi air dari interface
sampai dengan fill-up. Besarnya laju injeksi pada perioda ini dinyatakan dengan
persamaan :
iwf
= t x i …………………………………………………………………………. (3-6)
Dengan diketahuinya laju injeksi pada setiap periode
dari perilaku water flood, maka diramalkan waktu injeksi dari setiap periode.
II.
Maksud dan
Tujuan
Alasan-alasan
sering digunakannya injeksi air ialah:
● Mobilitas yang cukup rendah
● Mobilitas yang cukup rendah
● Air cukup mudah diperoleh
● Pengadaan air cukup murah
● Berat kolom air dalam sumur injeksi turut
menekan, sehingga cukup banyak mengurangi besarnya tekanan injeksi yang perlu
diberikan di permukaan; jika dibandingkan dengan injeksi gas, dari segi ini
berat air sangat menolong.
● Air biasanya mudah tersebar ke seantero reservoir, sehingga menghasilkan efisiensi penyapuan yang cukup tinggi.
●
Effisiensi
pendesakan air juga cukup baik. sehingga harga Sor sesudah injeksi air = 30%
cukup mudah didapat.
III.
Metode Yang
Digunakan
Metodologi
penelitian tugas akhir meliputi yaitu :
1. Mengumpulkan dan mengidentifikasi data
geologi, data reservoir, dan data produksi dari sumur yang akan diproduksi
2. Menghitung besar OOIP sumur yang dikaji
dengan menggunakan data geologi dan data reservoir
3.
Pengeplotan data produksi minyak actual sebelum dan setelah injeksi.
4.
Menghitung harga qoforecast , Npforecast , dan umur
produksi sumur sebelum dan setelah injeksi.
5.Menghitung besar EUR dan RF sebelum dan
sesudah injeksi.
6.
Menghitung besar peningkatan perolehan minyak dengan cara menghitung selisih
antara EUR dan RF setelah injeksi dengan EUR dan RF sebelum injeksi.
7. Mengevaluasi peningkatan perolehan minyak
apakah pelaksanaan waterflooding berhasil atau tidak
IV.
Rencana Pelaksanaan Tugas Akhir
Penelitian ini direncanakan akan
berlangsung selama 2 bulan ( 8 minggu). Dan selama waktu tersebut diharapkan
kajian ini dapat selesai tepat waktu. Untuk itu, saya mengajukan rencana
pelaksanaan penelitian dibawah ini.
WAKTU
|
RENCANA
KEGIATAN
|
|
Minggu Pertama
|
·
Pengenalan Lapangan
·
Penentuan sumur yang akan dijadikan bahan
kajian
·
Identifikasi
topik/masalah yang akan dikaji
·
Diskusi
·
Laporan mingguan
|
|
Minggu kedua
|
·
Letak geografis dan kondisi geologi regional
lapangan
-
Geologi umum
-
Stratigrafi Geologi
-
Struktur Lapangan
·
Diskusi
·
Studi pustaka
·
Laporan mingguan
|
|
Minggu ketiga
|
·
Sejarah Lapangan
·
Sifat fisik batuan dan fluida reservoir
·
Studi pustaka
·
Diskusi
|
|
Minggu keempat
|
·
Sejarah Produksi Lapangan
·
Diskusi
·
Laporan mingguan
|
|
Minggu kelima
|
·
Penentuan Jumlah Minyak Mula-mula
Ditempat(OOIP)
·
Injeksi Air (Waterflooding)
o
Mekanisme Pendesakan Minyak Oleh Air
o
Mobilitas Ratio
o
Efisiensi Kinerja Waterflood
o
Deskripsi Metode Buckley Laverett
·
Diskusi
·
Studi Pustaka
·
Laporan mingguan
|
|
Minggu keenam
|
·
Perkiraan Oil Recovery
o
Estimasi Cadangan yang Bisa Diproduksikan (EUR
o
Recovery Factor (RF)
o
Estimasi Cadangan Sisa (ERR)
o
Penentuan Peningkatan Perolehan Minyak
·
Diskusi
·
Studi Pustaka
·
Laporan mingguan
|
|
Minggu ketujuh
|
·
Perhitungan qoforecast, Np forecast ,EUR, Umur
Produksi dan Recovery Factor (RF) untuk Tahap Sebelum Injeksi Air
·
Prediksi Laju Produksi dan Kumulatif Produksi
(qo forecast dan Np forecast)
·
Perhitungan qoforecast, Np forecast ,EUR, Umur
Produksi dan Recovery Factor (RF) untuk Tahap Setelah Injeksi Air
·
Diskusi
·
Studi Pustaka
|
|
Minggu kedelapan
|
·
Penentuan Peningkatan Perolehan Minyak
·
Evaluasi Pelaksanaan Waterflooding
Dibandingkan Dengan Metode Prediksi
·
Evaluasi Penyimpangan Perilaku Produksi Actual
Setelah Injeksi Air dengan Hasil Metode Prediksi
·
Perhitungan Efisiensi Kinerja Waterflooding
·
Diskusi
|
|
V.
Perkiraan Hasil Kajian
Perencanaan
waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa
ekonomis tergantung pada perkiraan hasil dari proses waterflood itu sendiri.
Perkiraan ini bisa baik atau buruk tergantung pada kebutuhan khusus dari proyek
atau keinginan pelaksana. Analisa teknik produksi waterflood dilakukan dengan
memperkirakan jumlah volume dan kecepetan fluida. Perkiraan diatas juga
berguna untuk penyesuaian atau pemilihan peralatan serta sistem pemeliharaan (
treatment ) fluida.
VI.
Manfaat
Kajian
Penginjeksian air
bertujuan untuk memberikan tambahan energi kedalam reservoir. Pada proses
pendesakan, air akan mendesak minyak mengikuti jalur-jalur arus (stream line)
yang dimulai dari sumur injeksi dan berakhir pada sumur produksi.Mekanisme
kerjanya adalah dengan menginjeksikan air ke dalam formasi yang berfungsi
untuk mendesak minyak menuju sumur produksi (produser) sehingga akan
meningkatkan produksi minyak ataupun dapat juga berfungsi untuk mempertahankan
tekanan reservoir (pressure maintenance)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar