Metode decline curve merupakan salah satu
metode untuk memperkirakan besarnya cadangan minyak berdasarkan data-data
produksi setelah selang waktu tertentu. Syarat utama pemakaian metode ini
adalah laju produksi telah menurun yang disebabkan oleh keadaan reservoir bukan
karena turunnya kemampuan alat produksi. Penurunan laju produksi dipengaruhi
oleh berbagai faktor, diantaranya adalah mekanisme pendorong, tekanan, sifat
fisik batuan dan fluida reservoir.
Pada dasarnya perkiraan jumlah cadangan hidrokarbon,
yaitu minyak atau gas menggunakan metode decline curve adalah untuk
memperkirakan hasil ekstrapolasi (penarikan garis) yang diperoleh dari suatu
kurva yang dibuat berdasarkan plotting antara data produksi atau produksi
kumulatif terhadap waktu produksinya. Beberapa tipe grafik yang dapat digunakan
untuk peramalan cadangan dan produksi hidrokarbon adalah :
1. Laju produksi terhadap waktu (q vs t)
2. Laju produksi terhadap produksi kumulatif (q vs Np)
3. Persen minyak terhadap produksi kumulatif (% vs Np)
4. Produksi kumulatif gas terhadap produksi kumulatif
minyak (Gp vs Np)
5. Tekanan reservoir terhadap waktu (P vs T)
6. P/Z
vs produksi kumulatif (untuk reservoir gas)
Grafik yang umum digunakan pada penelitian ini adalah
tipe pertama (q vs t), dimana keduanya memberikan pendekatan grafis yang
dinamakan decline curve.
Kurva penurunan (decline curve) terbentuk
akibat adanya penurunan produksi yang disebabkan oleh penurunan tekanan statis
reservoir seiring dengan diproduksikannya hidrokarbon, yaitu minyak atau gas.
Para ahli reservoir mencoba menarik hubungan antara laju produksi terhadap
waktu dan terhadap produksi kumulatif dengan tujuan memperkirakan produksi yang
akan datang (future production) dan umur reservoir (future life).
Kurva atau pola decline suatu produksi dicirikan oleh 3 (tiga) faktor,
yaitu :
● Laju
produksi awal atau laju produksi dalam kurun waktu tertentu
●
Kelengkungan kurva decline
●
Konstanta decline
Ketiga faktor diatas merupakan kombinasi dari
parameter geologi (fasies), parameter reservoir (porositas,
permeabilitas, saturasi, permeabiltas relatif, dan dimensi reservoir), pengaruh
kondisi sumur, fasilitas dan mekanisme pengangkatan. Faktor yang mempengaruhi
penurunan produksi secara langsung :
1.
Penurunan tekanan rata-rata reservoir
2.
Perubahan mekanisme pendorong di dalam reservoir
3.
Perubahan sifat fisik fluida dan batuan
Syarat-syarat
dalam menganalisa kurva decline adalah :
1
Jumlah sumur yang aktif harus konstant
2Tidak
ada perubahan choke atau perubahan kapasitas dan mekanisme pengangkatan
3.
Tidak ada masalah di lubang sumur (problem produksi)
4.
Tidak ada masalah dengan fasilitas atau gangguan dari surface
Decline curve yang
digunakan pada saat ini merupakan plot dari rate produksi vs waktu pada kertas
semilog, log-log, dan kertas skala tertentu. Analisa decline curve memerlukan
beberapa data produksi, dan data-data ini merupakan data yang paling mudah
diperoleh karena selalu dicatat dengan teliti sehingga cara yang paling mudah
untuk penafsiran adalah mencari hubungan antara rate produksi terhadap waktu
dan produksi kumulatif, kemudian mengekstrapolasikan hubungan itu sampai suatu
batas ekonomis. Titik potong ekstrapolasi dengan batas ekonomis itu menunjukan
kemungkinan sumur dan recovery di masa mendatang. Anggapan yang
digunakan pada metode decline curve adalah performa (perilaku) reservoir
di masa datang tetap sama dengan performa reservoir di masa lalu.
Secara umum decline dapat dibagi menjadi 3
(tiga) jenis, yaitu exponential decline, hyperbolic decline dan harmonic
decline. Berdasarkan harga eksponent decline-nya atau lebih dikenal dengan
“b”. Pada subbbab berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai perbedaan dari
ketiga tipe decline tersebut. Berikut pada gambar 3.6 akan memberikan gambaran
bentuk kurva dari exponential decline, hyperbolic decline dan harmonic
decline.
Gambar 3.6
Tipe Decline Curve
● Exponential
Decline
Jika log rate produksi diplot terhadap waktu maka akan
terjadi straight line (garis lurus) pada kertas semilog hal ini
dinamakan dengan exponential deline. Exponential decline curve disebuit
juga geometric decline atau semilog decline atau constant
percentage decline mempunyai ciri khas yaitu penurunan produksi pada suatu
interval waktu tertentu sebanding dengan laju produksinya.
Atas dasar hubungan di atas, apabila
variabel-variabelnya dipisahkan maka dapat ditarik beberapa macam hubungan
yaitu hubungan antar laju produksi terhadap waktu dan hubungan laju produksi
terhadap produksi kumulatif. Kurva penurunan yang konstan ini hanya diperoleh
bila eksponen decline adalah nol (b=0). Secara sistematis bentuk kurva
penurunanya menjadi sebagai berikut :
q
= qi ..........................................................................................................................
3.12
Keterangan
:
q =
laju produksi pada waktu t, BOPD
qi =
laju produksi minyak pada saat terjadi decline (initial), BOPD
Di = Initial
nominal exponential decline rate, 1/waktu.
t =
waktu, hari
e =
bilangan logaritma (2,718)
ta =
umur produksi
qa =
laju produksi abandonment, BOPD
Berikut persamaan yang digunakan dalam analisa exponential
decline curve :
●
Nominal exponential decline rate-nya (Di), adalah:
........................................................................................................................
3.13
● Laju
produksi ( rate production ) peramalan
q
= qi .....................................................................................................................
3.14
●
Kumulatif produksi (Np)
...................................................................................................................
3.15
● Jika
ekonomi limitnya diketahui (qabandonment) maka dapat diketahui umur produksi
hingga batas perolehan akhir yaitu :
=.....................................................................................................................
3.16
● Hyperbolic
Decline
Adanya data-data produksi terhadap waktu yang diplot
pada kertas semilog tidak membentuk garis lurus (straight line) tetapi
akan melengkung, situasi ini biasanya dimodelkan dengan persamaan hyperbolic.
Tipe kurva seperti ini, dikatakan sebagai hyperbolic decline harga exponent
decline (b) lebih dari 0 dan kurang dari 1 (0<b<1).
Persamaan
umum untuk hyperbolic decline adalah:
..................................................................................................
3.17
Keterangan
:
q = laju produksi pada waktu t, BOPD
qi = laju produksi minyak pada saat terjadi
decline (initial), BOPD
Di = Initial
nominal exponential decline rate, 1/waktu.
t = waktu, hari
e = bilangan logaritma (2,718)
ta = umur produksi
qa =
laju produksi abandonment, BOPD
b =
eksponen decline
●
Nominal exponential decline rate-nya (Di) adalah :
.........................................................................................................................
3.18
●
Kumulutif produksi (Np)
........................................................................................
3.19
● Jika ekonomi limitnya diketahui (qabandonment)
maka dapat diketahui umur produksi hingga batas perolehan akhir yaitu :
..............................................................................................................................3.20
● Harmonic
Decline
Kurva penurunan produksi dari tipe harmonic ini
sebenarnya merupakan bentuk khusus dari tipe hyperbolik dengan harga exponent
decline (b) = 1. Besarnya penurunan produksi per satuan waktu sebanding
dengan besar laju produksi itu sendiri.
Bentuk harmonic decline curve merupakan bentuk khusus
dari hyperbolic decline dengan harga b=1. Hubungan laju produksi terhadap waktu
secara matematis :
......................................................................................................
3.21
Keterangan
:
q = laju produksi pada waktu t, BOPD
qi = laju produksi minyak pada saat terjadi
decline (initial), BOPD
Di = Initial
nominal exponential decline rate, 1/waktu.
t = waktu, hari
e = bilangan logaritma (2,718)
ta = umur produksi
qa = laju produksi abandonment, BOPD
b = eksponen decline
●
Nominal exponential decline rate-nya (Di) adalah :
...........................................................................................................................
3.22
●
Kumulatif Produksi (Np)
....................................................................................................................
3.23
● Jika
ekonomi limitnya diketahui (qabandonment) maka dapat diketahui umur produksi
hingga batas perolehan akhir yaitu :
..........................................................................................................................
3.24
Maka,
hasil yang didapat dari metode emperical ini adalah :
● Nilai dari decline exponent (b).
● Nilai dari ini initial decline (Di) yaitu
perbandingan antara besarnya penurunan laju produksi dalam setahun.
● Berapa lamanya jangka waktu sumur akan dapat
berproduksi.
● Nilai dari kumulatif produksi maksimal suatu lapisan
( EUR ).
●
Nilai dari sisa cadangan yang masih bisa diproduksikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar